Berkreasi, Berkarya, Berjuang dengan Pena

Senin, 10 Januari 2011

SUDAHKAH CINTA DAN BENCI INI KARENA ALLAH

CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH

Ucapan cinta karena Allah dan ucapan benci karena Allah bukanlah ucapan yang asing. Perkataan suami "Aku cinta istriku," perkataan istri "Aku cinta anak-anakku," atau perkataan anak "Aku cinta orang tuaku" adalah perkataan - perkataan yang pastinya pernah kita dengarkan atau bahkan sering kita dengarkan. Dua remaja yang sedang kasmaran atau siapapun yang sedang dan pernah merasakan kasmaran tentunya merasakan betapa kata-kata "Aku cinta padamu" adalah kata-kata yang selalu diharap dan tidak pernah membosankan meski beribu kali diucapkan oleh kekasih hati. Mungkin juga kita pernah mendengar kata "cinta" itu menjadi lebih indah karena ditambahi dengan kalimat "karena Allah." Seperti kita mendengar ucapan cinta itu, seperti itu pula ketidak asingan telinga dari kata benci karena Allah.

Tetapi benarkah cinta dan benci yang terucap itu karena Allah? Ataukah karena hawa nafsu yang terbuai rasa cinta dan terbakar rasa benci?

Memahami cinta dan benci karena Allah

Cinta karena Allah adalah perasaan cinta yang tunduk kepada Allah sehingga rasa cinta itu hanya tertuju kepada apa yang dicintai Allah. Mencintai karena Allah berarti mencintai segala sesuatu yang dicintai Allah. Sebaliknya, Benci karena Allah adalah perasaan benci yang tunduk kepada Allah sehingga rasa benci itu hanya tertuju kepada apa yang dibenci Allah. Menbenci karena Allah berarti menbenci segala sesuatu yang dibenci Allah.

Cinta dan benci karena Allah dengan pemahaman yang benar seperti itulah yang mengantarkan seseorang mencapai kesempurnaan iman.

مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ

“Barang siapa yang mencintai karena Allah. Membenci karena Allah. Memberi karena Allah. Dan tidak memberi juga karena Allah. Maka sungguh dia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Abu Dawud, disahihkan al-Albani)

"Sudahkah cinta yang ada benar-benar karena Allah?"

Wahai suami yang dengan alasan cinta istri lalu membiarkan istrinya menampakkan aurat, bangga ketika istri tampil berlenggak-lenggok, menyanyi, dsb..., di depan orang asing yang bukan mahram. Karena siapakah cinta itu? Bukankah Allah membenci perbuatan wanita seperti itu?

Wahai ibu yang berdalih karena cinta anak lalu membiarkan anak-anak berlama-lama didepan televisi, dengan dalih kasihan kepada anak-anak lalu membiarkan anak-anak gadis keluar rumah bersama laki-laki asing yang bukan mahram, mengizinkan dan mendorong anak menyelenggarakan acara-acara yang penuh maksiat, membiarkan anak tertidur pulas saat adzan shubuh dikumandangkan... dst...dst... Pantaskah cinta seperti itu adalah cinta karena Allah? Bukankah Allah membenci perbuatan itu?

Wahai Muslim...Wahai Muslimah... Riuh rendah tepuk tanganmu, sanjung dan pujamu, kepada orang-orang yang tidak menyembah Allah itu??? Bukankah Allah sangat membenci mereka?



"Dan benci? Sudahkah karena Allah?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar