Berkreasi, Berkarya, Berjuang dengan Pena

Sabtu, 12 Februari 2011

SEKILAS PANDANG TENTANG VALENTINE'S DAY

Sekilas pandang tentang
VALENTINE’S DAY
بسم الله الرحمن الرحيم
Di negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim ini, Televisi lebih banyak mempromosikan VALENTINE’S DAY daripada membicarakan akhlak mulia Nabi dalam hikmah MAULID NABI MUHAMMAD Shallallahu ‘Aalaihi Wasallam
Lihatlah kalender! 14 Pebruari 2011, seperti hari – hari biasa, tanggal – tanggal biasa.
Lihatlah kalender! 15 Pebruari 2011, PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD Shallallahu ‘Aalaihi Wasallam, berwarna merah sebagai hari libur dan pengakuan Pemerintah akan pentingnya Ummat Islam agar mengingat dan mengikuti Nabinya.
Begitu hebatkah 14 Panuari tahun ini sehingga hingar bingarnya membahana membisukan tanggal 15 Pebruari?

14 PEBRUARI
Hampir setiap kita pasti pernah mendengar kata valentine’s day. Hampir setiap kita juga pasti mengerti bahwa maksud dari kata itu adalah hari kasih sayang. Valentine’s day yang jatuh pada tanggal 14 Pebruari itu, kini hampir – hampir menyerupai hari besar yang menarik bagi semua orang khususnya para remaja untuk memeperingati dan merayakannya. Pakaian khas berwarna merah, simbol – simbol cinta berbentuk hati yang juga berwarna merah, dan segala hal yang berkait dengan cinta dan kasih sayang menjadi wajib ada pada 14 Pebruari bagi pengagung valentine’s day.
Sekilas tidak ada yang salah, tak ada masalah dengan apa yang terjadi pada penggila valentine’s day. Apalagi jika urusan kasih sayang dikaitkan dengan perintah agama, maka tidak ada satupun agama yang menolak ajaran kasih sayang, sehingga ketika MUI memberikan fatwa tentang haramnya bagi ummat Islam untuk ikut memperingati dan merayakan valentine’s day, berbagi komentar sinis muncul dari pihak – pihak yang telah diuntungkan secara materi pada tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya. Pihak lain yang telah merasakan nikmat semu valentine’s day tak kalah keras mengkritik fatwa sebuah Majlis terhomat di negeri Indonesia ini. Parahnya, kritik pedas itu bahkan sampai pada kritik terhadap agama Islam yang sangat mulia. Lebih parah lagi kritik pedas yang hanya bersandar pada bisikan hawa nafsu itu justru muncul dari orang – orang yang dalam kartu identitas mereka tercantum Islam sebagai agama yang mereka anut.
Televisi, Radio, Majalah, dan media massa yang marak mengkampanyekan valentine’s day menjadi sebab lain untuk menjadikan perayaan valentine’s day sebagai sesuatu yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan. Media massa yang sudah terlalu menjadikan tayangan dan penyiaran sebagai produksi yang menguntungkan tentunya akan menjadikan moment valentine’s day sebagai salah satu moment penting untuk meraih keuntungan. Norma – norma agama dan budaya bangsa yang oleh media massa itu sendiri sering didengung-dengungkan justru diingkari. Pembelajaran tentang apa sebenarnya valentine’s day, dari mana berasal, sejak kapan ada, bagaimana sejarahnya tak sedikitpun tersampaikan. Yang selalu dan selalu menjadi suguhan hanyalah pameran laki – laki dan wanita yang sedang dimabuk cinta, peluk cium para artis berlainan jenis yang bukan suami istri, pakaian merah yang terang-terangan menunjukkan aurat yang semestinya tertutup, dan masih banyak lagi. Media massa dan orang – orang yang dengan bangga tampil mempromosikan valentine’s day itu dengan mudahnya hanya berucap “tergantung orang yang melihat” ketika ada pengaruh negatif pada kaum muda yang berulah setelah melihat apa yang mereka tayangkan.
Di negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim ini, Televisi lebih banyak mempromosikan VALENTINE’S DAY daripada membicarakan akhlak mulia Nabi dalam hikmah MAULID NABI MUHAMMAD Shallallahu ‘Aalaihi Wasallam. Lihatlah kalender! 14 Pebruari 2011, seperti hari – hari biasa, tanggal – tanggal biasa. Lihatlah kalender! 15 Pebruari 2011, PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD Shallallahu ‘Aalaihi Wasallam, berwarna merah sebagai hari libur dan pengakuan Pemerintah akan pentingnya Ummat Islam agar mengingat dan mengikuti Nabinya. Begitu hebatkah 14 Panuari tahun ini sehingga hingar bingarnya membahana membisukan tanggal 15 Pebruari

BEBERAPA VERSI SEJARAH VALENTINE’S DAY
  1. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
    • Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus mempersembahkan kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.
    • Bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
  2. Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).
  3. The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine, menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St.Valentine ” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St.Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruh surat itu di terali penjaranya.
  4. (World Book Encyclopedia : 1998) Valentine adalah nama seseorang pemimpin agama Katolik yang telah dianggap menjadi martir (Islam : Syuhada) oleh orang-orang Kristen (katolik) dan Valentine telah diberi gelar sebagai orang suci (Santo) oleh orang-orang Kristen. Kisahnya bermula ketika raja Claudius II (268 – 270 M) mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajurit-nya untuk menikah. Menurut raja Claudius II, bahwa dengan tidak menikah maka para prajurit akan agresif dan potensial dalam berperang. Kebijakan ini ditentang oleh Santo Valentine dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan para parujurit dan muda-mudi, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh raja Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sangsi kepada Valentine dan santo Marius yaitu berupa hukuman mati. Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine hingga menjelang kematian Valentine. Sebelum dihukum mati, Valentine masih sempat menulis pesan kepada gadis kenalannya, yang isinya :‘ From Your Valentine. ‘ Setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, orang-orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakannya sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine, dua-ratus tahun kemudian yaitu tahun 496 Masehi setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Pebruari 496 sebagai hari Velentine.
  5. Ken Sweiger dalam artikel Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
BEBERAPA KESIMPULAN SEJARAH VALENTINE’S DAY
  1. Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
  2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
  3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
  4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
HARAM BAGI MUSLIM MEMPERINGATI, MERAYAKAN, DAN BERPARTISIPASI DALAM VALENTINE’S DAY
  1. LARANGAN MERAYAKAN HARI RAYA ORANG KAFIR
  2. Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine.

    وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

    “Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (Al Furqon 72)
    Ibnul Jauziy dalam Zaadul Maysir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah “tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas.
  3. LARANGAN MENYERUPAI ORANG KAFIR
  4. Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

    “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
    Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
  5. SESEORANG AKAN DIKUMPULKAN BERSAMA ORANG YANG DICINTAINYA
  6. Barangsiapa mencintai Nabi, sahabat, dan orang-orang shaleh maka Allah akan mepertemukan, mengumulkan mereka pada hari akhir nanti. Begitu pula orang yang mencintai orang – orang kafir, maka Allah akan mengumpulkan dia bersama orang –orang yang dicintainya di dunia ini.

    Imam al-Bukhari meriwayatkan, Anas mengatakan,

    فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ” أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ” . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

    “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).” Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
    Hadits tersebut memberikan kepada mukmin pilihan, dengan siapa ia ingin dikumpulkan kelak. Diharamkannya bagi muslim untuk ikut serta berpartisipasi dalam valentine’s day adalah agar muslim tidak ikut dikumpulkan bersama orang kafir pada hari akhir.
  7. PERBUATAN SYIRIK DALAM VALENTINE’S DAY
  8. “Valentine” berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
  9. MAKSIAT YANG MENDEKATKAN KEPADA PERBUATAN ZINA
  10. Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah sehingga hal ini dapat mendekatkan kepada perbuatan zina. Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,

    وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

    “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ 32)
  11. BERTEMAN DENGAN SYETAN DALAM MENGHAMBURKAN HARTA (PEMBOROSAN)
  12. Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

    وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

    “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ 26-27).
    Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)
Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta Tentang Valentine’s Day
Dalil-dalil yang tegas dari Al-Qur`an dan As-Sunnah, sekaligus para Salaful Ummah telah sepakat di atasnya, bahwa hari raya dalam Islam hanya ada dua saja, yaitu hari raya ‘Idul Firti dan hari raya ‘Idul Adha. Adapun hari raya selain kedua hari tersebut, baik perayaan berkenaan dengan seseorang, kelompok, peristiwa, atau makna apapun, maka itu merupakan hari raya yang diada-adakan dalam agama. Tidak boleh bagi pemeluk agama Islam untuk merayakannya, menyetujuinya, atau pun menampakkan kegembiraan dengan hari tersebut, serta tidak boleh pula membantu sedikitpun. Karena perbuatan tersebut termasuk melanggar batasan-batasan Allah, dan barang siapa yang melanggar batasan-batasan Allah maka dia telah menzhalimi dirinya sendirinya.  Disamping bahwa perayaan (valaentine’s day) adalah perayaan yang diada-adakan dalam agama, perayaan tersebut juga merupakan hari rayanya orang kafir, sehingga hal itu bisa menjadikan (orang Islam yang merayakannya melakukan) dosa di atas dosa. Perbuatan tersebut merupakan bentuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang kafir dan di dalamnya terdapat unsur loyalitas kepada mereka.
Sungguh Allah telah melarang kaum mukminin dari perbuatan tasyabbuh dengan orang-orang kafir dan Allah juga melarang kaum mukminin dari berloyalitas kepada mereka, dalam Kitab-Nya yang mulia.
Telah pasti bahwa Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka. [HR. Abu Dawud 4031, Ahmad II/50]
Valentine`s Day termasuk jenis yang disebutkan di atas. Karena itu termasuk hari raya watsaniyyah (paganisme/para penyembah berhala) nashraniyyah. Maka tidak halal bagi seorang muslim yang telah menyatakan diri beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk ikut merayakan hari raya tersebut, atau menyetujuinya , atau turut mengucapkan selamat. Sebaliknya, wajib atasnya untuk meninggalkan dan menjauhinya dalam rangka memenuhi perintah Allah dan Rasul-Nya, serta menjauhi sebab-sebab yang mendatangkan kemurkaan dan adzab Allah.
Demikian juga haram atas seorang muslim untuk turut membantu/berpartisipasi pada hari perayaan tersebut atau pun hari raya kafir/bid’ah terlarang lainnya, dalam bentuk apapun, baik makanan, minuman, jual beli, produksi, hadiah, kartu-kartu ucapan selamat, iklan, atau yang lainnya. Karena itu semua merupakan bentuk kerja sama dalam perbuatan dosa dan permusuhan, serta bentuk kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman dalam surat Al-Ma`idah ayat ke-2 :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ، وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Tolong menolonglah kalian di atas kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Bertaqwa (takut)lah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Keras adzab-Nya.”
Wajib atas setiap muslim untuk berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah dalam semua kondisinya, terutama dalam waktu-waktu munculnya banyak fitnah dan kerusakan. Wajib atasnya untuk jeli berpikir, dalam rangka waspada dari terjatuh dalam kesesatan umat yang dimurkai (Yahudi) dan umat yang tersesat (Nashara), dan orang fasik yang tidak percaya akan kebesaran Allah dan tidak peduli sama sekali terhadap Islam. Wajib atas setiap muslim untuk kembali kepada Allah Ta’ala dengan ia memohon hidayah-Nya dan teguh di atasnya. Karena sesungguhnya tidak ada yang memberi hidayah dan mengokohkanya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta`
(Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa)
Kerajaan Saudi ‘Arabia
Kunjungi juga sumber-sumber tulisan :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar